Sunday 19 October 2014

HARGA DIRI


Kisah ini bermula di dalam sebuah seminar di kampus, seorang perempuan muda telah dijemput untuk suatu perkongsian melalui tulisan. Namanya ialah Huang Mei Lian, kelahiran Taiwan. Waktu kecil dia terkena lumpuh otak yang dikatakan berpunca dari kelahiran yang pra matang, kekurangan oksigen dan pendarahan di otak, yang telah merampas keseimbangannya dalam bergerak, serta merampas kemampuannya untuk berbicara.

Namun, ia tidak ditewaskan oleh kekurangan dan segala kesusahan yang dialaminya. Bahkan, dia sangat berani menempuh hidupnya yang penuh ketidakmungkinan itu. Dengan semangat dan perjuangan yang tidak kenal erti putus asa, Huang Mei Lian berjaya menamatkan pengajian dalam bidang seni hingga keperingkat PhD dan digelar "Doktor bidang seni" dari sebuah universiti di California, AmerikanSyarikat.


Dia biasa menggunakan tangannya sebagai berus, dan menggunakan warna-warni ceria dalam lukisannya, bagi menyampaikan kepada kita semua erti "keindahan dan kekuatan alam semesta", serta makna "kehidupan yang penuh warna".

Pada sesi Soal Jawab, seorang mahasiswa mengangkat tangan, mengajukan soalan. "Doktor Huang, anda dari kecil telah menghadapi keadaan yang begitu sukar. Bagaimana cara anda menerima diri sendiri? Apakah kecacatan fizikal yang anda miliki itu, tidak pernah membuat anda kesal atau menyesali diri? "

Para mahasiswa dan pensyarah yang hadir di seminar itu terkejut. Mereka bimbang soalan itu akan menyinggung perasaan Huang Mei Lian, serta merasa was was, apakah dia bersedia menjawab soalan tersebut.

"Bagaimana anggapan saya tentang diri saya?" Huang Mei Lian menulis dengan huruf besar dan tegas di papan tulis yang disediakan. Setelah selesai menulis soalan itu, dia berhenti sejenak. Ia menoleh ke belakang, melihat ke arah mahasiswa yang mengajukan soalan tersebut, kemudian tersenyum. Ia membalikkan badan lagi ke arah papan tulis, lalu mulai menuliskan dengan cekap dan rapi:

- Saya, Huang Mei Lian, imut ..
- Kaki saya sangat panjang dan sangat cantik ..
- Papa dan mama saya sangat mencintai saya.
- Tuhan sangat mengasihi saya.
- Saya boleh melukis dan lukisan saya disukai banyak orang.
- Saya boleh menulis, yang membuat saya mempunyai banyak teman
- Saya mempunyai seekor kucing yang lucu.

Ruangan tersebut hening, tidak ada seorang pun yang berkata-kata. Huang Mei Lian kembali menoleh dan melihat reaksi para peserta seminar, dan kemudian kembali mengadap papan tulis untuk menambah tulisannya sebagai sebuah kesimpulan singkat.

"Saya hanya melihat dan bersyukur pada apa yang saya miliki. Saya tidak melihat dan tidak menyesali apa yang tidak saya miliki. "

Dengan spontan, tepuk tangan yang meriah kemudian bergema di bangunan seminar tersebut. Mei Lian membungkukkan badannya di atas pentas. Senyum penuh kebanggaan yang manis dan ceria, terpampang jelas di wajahnya.

Pembaca yang bijaksana,

Sering kali manusia mengukur kebahagiaan dengan cara yang kurang tepat. Kita merasa cepat berbahagia pada ketika kita mampu mendapat apa yang kita inginkan. Kadang kala kita lupa untuk bersyukur dan berbahagia terhadap  apa yang telah kita punya. Dengan batasan fizikal, Huang Mei Lian tidak pernah menyesal terhadap apa  yang tidak dimilikinya dan selalu bersyukur serta fokus pada apa yang dimiliki. Sebuah inpirasi yang bijaksana.

Mari, kita selalu mensyukuri, apa pun keadaan kita hari ini. Seperti pepatah China kuno mengatakan: "Kelahiranku di dunia ini pasti punya makna."

Salam sukses Luar Biasa!!

No comments:

Post a Comment